Passion is not
something you do the best, but something you enjoy the most.
Manusia dimudahkan berdasarkan untuk apa ia diciptakan.
:
Bagi beberapa orang,
mencari passion itu susahnya bukan main. Bagi sebagian yang lain, ia tak
mempedulikan apa itu passion tetapi ia sudah mengerjakan apa yang
membahagiakan. Bagi sebagian yang lain, boro-boro ngerti apa itu passion dan
menjalani hidup seperti air saja.
Barangkali, tentang
passion, aku bisa menggambarkannya dengan kaki mana yang akan kau gunakan untuk
menendang bola.
Awalnya aku heran
mengapa pemain bola profesional pada level internasional pun tidak mau
menggunakan kaki kirinya untuk menendang bola meskipun pada posisi itu paling
memungkinkan untuk menendang dengan kaki kiri, hanya karena kaki yang bagus
untuk menendang adalah kaki kanan. Begitu juga sebaliknya.
Misalnya, Leonel
Messi adalah seorang pemain bola kidal. Kedua kakinya begitu lincah luar biasa
menggiring bola (tak usah ini dibahas). Namun, ketika ia akan melakukan
shooting ke gawang lawan, ia cenderung menggunakan kaki kiri. Bukan berarti ia
tidak menggunakan kaki kanannya, hanya saja kaki kanannya digunakan untuk
keadaan tertentu yang memungkinkan (misalnya: shoot
on goal yang tidak menuntut kekuatan alias kipernya sudah tidak ada).
Maka, kita perlu
melatih kaki yang tepat untuk menendang bola. Demikian pula dengan passion, kita perlu melatihnya untuk kemudian
dapat menjadi yang terbaik dengannya. Bisa saja Messi melatih kaki kanannya
untuk melakukan semua tugas yang biasanya dibebankan kepada kaki kiri. Meski
hasilnya bisa sebagus tendangan kaki kiri, ia belum tentu enjoy jika melakukan
tendangan dengan kaki kanan. Misalnya karena perasaan khawatir dan was-was.
Rasa tidak nyaman ini berpengaruh pada penjiwaan dalam bermain bola. Dan ini
tidaklah baik bagi pesepak bola berbakat.
Dan bersyukurlah
bagi kita yang telah berjalan pada passion
itu.
No comments:
Post a Comment