Rupanya aku 75%
Melankolis dan 25% Plegmatis (anggap saja simpelnya begitu). Campuran
Melankolis-Plegmatis adalah campuran alami sebagaimana watak campuran
Sanguinis-Koleris.
Beberapa kekuatan
Melankolis (kupilih yang lebih sesuai; mengingat aku hanya 75% melankolis)
Mendalam dan penuh
pemikiran
Alalitis
Cenderung jenius
Berbakat dan kreatif
Filosofis dan puitis
Suka berkorban untuk
orang lain
Idealis dan
menetapkan standar tinggi
Ekonomis
Beberapa kekuatan
Plegmatis (sesuai dengan 25% Plegmatis)
Punya kemampuan
administratif
Menghindari konflik
Simpatik dan baik
hati
Pendengar yang baik
Kelemahan Melankolis
Pendendam
Pesimis
Mudah depresi
Introvert
Penyendiri
Skeptis (tidak mudah
percaya)
Keleahan Plegmatis
Mudah khawatir,
sedih, dan gelisah
Tapi, setelah
kupikir-pikir, ada kelemahan-kelemahan lain yang terdapat pada diriku dan
-sepertinya- tidak berhubungan dengan sifat-sifat watak, atau setidaknya tidak
berhubungan langsung. Adalah sifat pemalu yang berlebihan dan seringkali tidak
pada tempatnya.
Aku pun merasa
memiliki sifat-sifat 'autis' -tentu saja- karena menurutku semua orang memiliki
sifat autis dalam dirinya. Sifat 'autis' ini adalah sifat di mana seseorang
merasa wajar dengan suatu tindakan/sifat/sikap tetapi sama sekali tidak wajar
bagi lingkungan sekitar. Susah memang dijelaskan. Namun, cobalah kawan
merenungkannya. Ingat juga, tidak ada orang yang benar-benar normal.
Jujur aku pernah
'bermasalah' dengan orang yang (menurut pengamatanku) berwatak sanguinis.
Bagaimanapun aku menyesali ini, masa lalu takkan terhapus. Luka memang bisa
sembuh, tapi bekasnya tetap ada.
Yang jelas, itu
sebagai pengalaman. Waktu itu aku tidak tahu tentang pengelompokkan
watak-watak. Maka, aku pun belum paham bahwa aku melankolis dan dia sanguinis.
Aku hanya tahu bahwa aku tidak cocok dengannya dengan perbedaan yang ada. Aku
seorang yang serius, detail, dan murung sementara dia seorang yang suka
bersenang-senang, kurang cermat, dan periang. Waktu itu aku merasa bahwa kami
tidak bisa menjalin hubungan lebih lama dan
dekat. Padahal itu alibi. Mungkin aku cemburu dengan kepiawaiannya
bergaul dan sedikit tak malu untuk meminta. Sementara aku penyendiri dan
idealis.
Oh ya, menjalin hubungan lebih lama dan dekat tidak
selalu berarti in relationship, engaged, apalagi married.
Karena dia bukan seorang perempuan. Suatu keadaan mengharuskan aku berdekatan
dengannya secara spasial, tetapi tidak pernah secara emosional.
Sekarang aku malah
menyadari, seperti kata penulis buku Personality
Plus bahwa orang Melankolis perlu orang Sanguinis yang popular untuk
menggembirakannya. Jika suatu saat aku harus menjalin
hubungan lebih lama dan dekat dengan orang Sanguinis, aku telah belajar
dari pengalaman untuk tidak menyia-siakan orang Sanguinis yang ingin
menggembirakan kemurungan orang Melankolis. Begitu juga dengan Melankolis yang
akan sedikit memberi keteraturan bagi orang Sanguinis.
Kecenderungan lain
watak Melankolis yang Sempurna adalah perasaaan rendah ini. Padahal, watak
melankolis mempunyai potensi untuk menjadi luar biasa. Nah, kehadiran watak
Sanguinis bisa membantu orang Melankolis untuk memastikan terealisasinya
potensi itu dengan sifat optimis dan penuh semangatnya.
Dan tenang saja,
sebagai seorang melankolis, aku filosofis, puitis, dan menghargai keindahan.
Maka, tak perlu khawatir akan kekeringan romantisme :-)
Mau dong di-romantisin....hehehe.
ReplyDelete#bercanda