Sejak semalam langit terang tak berawan,
bahkan langit berkorban jutaan bintangnya demi sebiji bulan yang separuh bulat,
tanggal 7 bulan Haji. Maka, langit yang tak berawan semalam menjadi tersangka
utama turunnya suhu dari normalnya pagi hari yang baru masuk musim penghujan
ini (karena tak ada awan yang menimbulkan efek rumah kaca).
Dan pagi masih melanjutkan cerahnya
dengan sigapnya Sang Surya menyinari dunia. Ini waktu yang hebat untuk
bersepeda pagi. Bersama para anak sekolahan, menyusuri jalur yang sama ketika
beberapa tahun yang lalu saya bersekolah di SMP dan SMA. Semacam nostalgia.
Melintasi jalan depan almamater, SMPN 3
Kebumen, lalu SMAN 1 Kebumen pada jalan lainnya, sampailah saya di alun-alun
Kebumen setelah 30 menit perjalanan santai. Kebetulan SMAN 1 berada di pojok
timur laut alun-alun. Dari pojok itu saya mengililingi alun-alun untuk mencari
satu target: penjual nasi penggel. Setelah sekali putaran, ternyata hanya ada
satu pedagang yang pagi itu menyediakan nasi penggel, maka saya kembali ke sisi
barat alun-alun, berseberangan jalan dengan Masjid Agung Kebumen.
 |
Sumber foto: http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2012/02/08/nasi-penggel-kuliner-khas-kebumen-yang-hampir-punah/ |