Kita tidak bisa memilih di mana pertama kali menghidup udara, menangis, bahkan pipis. Maka, sudah pasti, tempat lahir adalah mutlak takdir Ilahi, tanpa adanya faktor usaha kita. Sedikit berbeda dengan tempat bekerja kita sekarang ini di mana kita diberi kesempatan untuk memilih --walaupun ketentuan tetap hanya milik-Nya. Jadi, mari saya anggap tempat lahir sebagai petunjuk awal di sepetak kecil dari Bumi, Allah mengirim kita menjadi khalifah.
Saya sekarang tinggal dan bekerja di Jakarta. Awalnya pilihan, sekarang menjadi takdir kehidupan. Di masa depan? Cateris paribus --jika keadaan lain tetap-- saya masih akan tinggal dan bekerja di ibu kota setidaknya selama mengabdikan diri di lantai birokrasi Kementerian Keuangan, sampai waktu yang belum saya tentukan. Meski begitu, saya hanyalah perantau di sini dan saya berencana pulang ke kampung halaman, suatu waktu. Karena saya tak terpikirkan untuk menghabiskan usia di Kemenkeu dan/atau bekerja sebagai PNS dan/atau di Jakarta. Dan, keluar dari PNS Kemenkeu nantinya hanyalah salah satu langkah yang harus saya ambil.